1. Menganalisa
Wawasan Perspektif Global Perekonomian Indonesia
Wawasan perspektif global merupakan
suatu cara pandang, cara tinjau dan cara berpikir terhadap suatu masalah,
kejadian atau kegiatan dari suatu kepentingan global, yaitu dari sisi
kepentingan dunia atau internasional. Dengan perspektif yang semakin mengglobal
kita dapat memahami dunia dan seisinya, sehingga menumbuhkan kesadaran bahwa
dunia yang begitu kompleks dan luas itu dapat menjadi sempit dan sederhana.
Sehingga kita perlu untuk mengkaji lebih dalam pentingnya berwawasan perspektif
global yang erat kaitannya dengan: landasan pendukung kesadaran dan wawasan
global yang diperlukan, bidang kekuatan globalisasi, peningkatan daya saing
dalam globalisasi, pengembangan wawasan
global melalui pendidikan, pengantisipasian arus globalisasi, sampai konsep
inovasi untuk peningkatan wawasan global.
Ciri
& Dampak Globalisasi
Perekonomian Indonesia memiliki
prospek yang sangat menjanjikan. Sebagai negara dengan perekonomian terbesar
ke-16 di dunia. perekonomian Indonesia jauh lebih stabil dan terdiversifikasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia mengalami kemajuan pesat dalam
pengelolaan makroekonomi. Perspektif global
yang telah ditinjau saat ini memiliki ciri-ciri masyarakat terbuka,
liberal, pasar bebas, persaingan bebas (kompetisi), demokrasi berkembang. Dalam
perekonomian Indonesia, hukum ekonomi the invisible hand) semakin besar
peranannya dibanding peranan hukum negara à
mekanisme pasar semakin berperan daripada proses administrasi, Sistem ekonomi
mengarah ke keterbukaan, ekspansi kapitalisme internasional, “Hilangnya
batas-batas” negara untuk aktivitas ekonomi. Transaksi ekonomi tidak lagi
dibatasi peraturan pemerintah, contoh : pembelian dengan US $ di Indonesia
tidak bisa dilarang oleh pemerintah. Munculnya komunitas/assosiasi/organisasi
internasional & kerjasama multilateral semacam MEE, OKI, OPEC, mata uang
Euro, pembebasan visa, dsb. Pemerintah cenderung melepas urusan-urusan domestik
masyarakatnya itu (debirokratisasi) Batas negara & kewenangannya tunduk
pada kekuatan teknologi, tatanan ekonomi global, tatanan sosial & politik
internasional. Transaksi ekonomi sudah tidak mungkin diatur lagi secara efektif
oleh negara. Kebijakan pemerintah cenderung pro-pasar.
Mas’oed
(2002) menguraikan :
Persoalan yang muncul berkait dengan
globalisasi ini adalah ketidakstabilan & ketidak-pastian ekonomi-politik
(global disorder dan global instability) – paling tidak sejak tahun 1980-an.
Terdapat
3 kekuatan yang menyebabkannya, yaitu :
Penciptaan
& pengintegrasian ekonomi global di bawah hegemoni kapitalis.
Perubahan
teknologi yang amat cepat
Konsentrasi
kepemilikan uang dan kapital oleh si kaya dan si kuat.
Untuk
lebih memahami masalah globalisasi, maka kita harus:
a. Tertarik
dan menaruh perhatian terhadap peristiwa-peristiwa dan perubahan pada
masyarakat tingkat lokal, nasional, dan masyarakat global.
b. Aktif
mencari informasi yang berkaitan dengan masalah, peristiwa, kegiatan baik di
tingkat local, nasional, dan global.
c. Mau
menerima setiap perubahan dan pembaharuan sepanjang tidak bertentangan dengan
nilai budaya bangsa kita.
d. Peduli
dan mau membantu memecahkan masalah
e. Secara
terus menerus meningkatkan ilmu pengetahuan, baik melalui pendidikan formal
atau dengan cara-cara nonformal.
Dalam
globalisasi kita menyadari bahwa setiap bangsa adalah saling bersaing, dan
berpacu dengan segala perubahan dan kemajuan. Kita akan kalah dalam persaingan
kalau tidak siap, dan tidak mengantisipasinya sejak awal. Kesiapan kita dalam
bersaing, adalah dengan penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Peningkatan
Daya Saing dalam Globalisasi
a. Peningkatan
produksi dan mutu produk. Yang dimaksudkan dengan produk disini tidak hanya
dalam pengertian industri, akan tetapi juga dalam pendidikan.
b. Penguasaan
Bahasa Inggris sebagai bahasa yang digunakan secara internasional, bukan saja
sebagai bahasa percakapan, tetapi juga buku sumber ilmu pengetahuan menggunakan
Bahasa Inggris.
c. Penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Perekonomian
Indonesia dimasa Mendatang Berdasarkan Pola Stuktur Yang Terjadi
Arah perekonomian yang mulai
membaik pada triwulan IV menjadi modal penting bagi perekonomian ke depan. Ekonomi
indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat dengan
pertumbuhan dan pendapatan nasional yang
semakin meningkat dapat melihat perkembangan dan kemajuan negara Indonesia pada
negara lain. Pendapatan nasional per tahun Indonesia mampu memberikan kemajuan ekonomi makro yang sangat
berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi saat
ini. Salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat
dengan permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja
perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta investasi, situasi ekonomi Indonesia masa kini dan masa mendatang, yang telah
melonjak maju ke level tertinggi dalam beberapa tahun ini. Sementara
pertumbuhan diperkirakan dulunya menjadi 6,1% pada tahun, pemerintah menganggap itu telah tumbuh menjadi 7,2%.
(Bank Dunia memperkirakan sebelumnya hanya 6,4% pertumbuhan PDB) , jadi masa depan perekonomian Indonesia sangat cerah,
Selain itu, negara Indonesia
memiliki lembaga yang lebih baik dalam hal memantau pertumbuhan ekonomi,
sehingga dapat mengatasi distorsi kurang dan ketergantungan lebih besar pada
pasar. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang signifikan diberbagai sektor, Indonesia
saat ini ditengah terjadinya ledakan konsumen seperti yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Sebut saja beberapa diantaranya ; Motor Matic (Skuter), Mobil,
Smartphone, dan produk perawatan kulit dan kesehatan dan semua permintaan kelas
menengah tumbuh dengan signifikan, dan Orang Indonesia kaya baru menghabiskan
uangnya untuk konsumtif. Nama merek besar selalu terlihat di televisi,
papan reklame di jalan-jalan bertebaran. Ketika datang ke komoditas, pertumbuhan
China dan India telah memberikan perangsang kepada ekonomi Indonesia. Lainnya
kebutuhan batubara dan gas sangat tinggi saat ini, sementara seluruh dunia
lapar untuk minyak sawit dari seluruh kebun yang ada di Indonesia.
Dalam
jangka menengah, perekonomian Indonesia diprakirakan dapat tumbuh lebih tinggi
dengan laju inflasi yang lebih rendah dan postur transaksi berjalan yang lebih
sehat. Namun, prognosa ini sangat bergantung pada kemampuan untuk mengatasi
berbagai tantangan struktural yang saat ini masih menyelimuti perekonomian domestik.
Beberapa tantangan tersebut berkaitan dengan permasalahan pada struktur
pembiayaan, struktur produksi domestik, termasuk ketahanan energi dan ketahanan
pangan serta dampaknya terhadap pengelolaan subsidi di APBN, dan ketersediaan
modal dasar pembangunan.
Berbagai
langkah reformasi struktural telah ditempuh oleh Pemerintah dan Bank Indonesia
untuk mengatasi berbagai tantangan struktural tersebut. Bank Indonesia memperkirakan
apabila reformasi struktural dapat berjalan baik, pertumbuhan ekonomi dapat
mencapai 6,5% pada 2018 dengan tingkat inflasi yang menurun sesuai target
jangka menengah dan defisit transaksi berjalan yang lebih sehat. Prospek perekonomian
dalam jangka panjang bahkan dapat lebih tinggi bila berbagai upaya peningkatan
kapabilitas industri dapat berjalan sesuai harapan. Lebih jauh, perekonomi Indonesia
dapat lebih meningkat apabila prakondisi kebijakan untuk mendukung kenaikan
produktivitas dan daya saing di perekonomian domestik juga terpenuhi. Namun,
apabila pelaksanaan kebijakan reformasi struktural tidak berjalan sebagaimana
yang direncanakan, pertumbuhan ekonomi dapat lebih rendah dari perkiraan, dan
diikuti inflasi yang lebih tinggi dan perbaikan defisit transaksi berjalan yang
lebih terbatas
Faktor
Yang Mempengaruh Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Faktor – faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari permasalahan kesenjangan
dalam pengelolaan perekonomian, dimana
para pemilik modal besar selalu mendapatkan kesempatan yang lebih luas
dibandingkan dengan para pengusaha kecil dan menengah yang serba kekurangan
modal.
Disamping itu, akses untuk
mendapatkan bantuan modal keperbankan juga lebih memihak kepada para pengusaha
besar dibandingkan dengan pengusaha ekonomi lemah. Disamping itu pertumbuhan ekonomi perdagangan
internasional juga memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Ketidakpastian perekonomian dan perdagangan dunia yang semakin
meningkat, semakin menyebabkan kemungkinan – kemungkinan pertumbuhan ekonomi
yang kurang membanggakan bagi bangsa Indonesia.
Adapun faktor – faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, secara umum:
1. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama
halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh
SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan,
cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya
manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar
negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses
pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak menjamin
keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber
daya alam yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang
semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak
kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas
pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan
laju pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya, Faktor budaya
memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan,
faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan
tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong
pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan
sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya
sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.
5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal
dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber
daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan
kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat
meningkatkan produktivitas.
Solusi untuk mengatasinya :
a. Meningkatkan
kesadaran dari masing-masing orang sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan
masalah ini. Pemerintah harus mendukung dengan diadakannya beasiswa bagi
anak-anak yang lebih beruntung agar dapat menciptakan SDM yang berkualitas.
b. Tingkat kesadaran orang tua
sangat diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Dimana mereka harus sadar agar
anaknya nanti hidup layak sehat, pemerintah
memberikan pengobatan gratis untuk masyarakat kurang mampu.
c. Pemerintah seharusnya
memperhatikan kehidupan masyarakat diperdesaan agar dapat lebih maju.
d. Cara mengatasinya melalui
peningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif.
e. Pemerintah menghadapi
krisis nilai tukar ini dengan melakukan intervensi di pasar untuk menyelamatkan
cadangan devisa yang semakin menyusut. Pemerintah menerapkan kebijakan nilai
tukar yang mengambang bebas sebagai pengganti kebijakan nilai tukar yang mengambang
terkendali.
f. Masalah likuiditas daripada
bank tersebut pemerintah membantu dengan memberikan bantuan.
g. Pemerintah harus
memperbaiki kualitas barang dalam negeri agar tidak kalah bersaing dengan
barang impor.
3. Analisis
Perekonomian Indonesia dimasa Mendatang
Jakarta
(ANTARA News) - Pengamat ekonomi, C. Harinowo, berpendapat masa depan
perekonomian Indonesia mulai sangat
cerah. Ini ditandai dengan analisis ekonomi pada kuartal I yang semakin baik,
dengan penjualan berbagai perusahaan dan daya beli yang mengalami pertumbuhan
tajam terutama pada Januari-Februari ."Pada kuartal I perekonomian
akan lebih baik daripada perkiraan banyak pihak, penjualan berbagai perusahaan
bertumbuh signifikan dan mudah-mudahan sampai Maret juga," kata
Harinowo, di Jakarta, Senin, dalam acara Peluncuran Laporan Perekonomian
Indonesia di Gedung Bank Indonesia
Jakarta.Menurut dia, dengan potensi yang ada tersebut, maka prospek pertumbuhan
ekonomi Indonesia berpotensi meningkat tinggi, didukung dengan prediksi dari BI
tentang pertumbuhan ekonomi yang mencapai 6,2 persen pada 2008.
Dengan
pertumbuhan ekonomi nominal 15 persen, maka Produk Domestik Bruto (PDB) nominal
akan mencapai Rp6.000 triliun. Jadi masa depan perekonomian Indonesia sangat
cerah, katanya.Ia mengatakan, konsumsi dan investasi akan mendorong
perekonomian domestik dengan pengembangan sumber daya alam yang ada akan mendorong
ekspor yang lebih besar.Oleh karena itu, bila selama ini banyak pihak
berpendapat telah terjadi "de-coupling" (pemisahan) sektor
finansial dan sektor riil di Indonesia, maka Harinowo justru menilai
"de-coupling" saat ini hanya tinggal mitos belaka.Menurut
dia, perkembangan ekonomi di Tanah Air terbangun dengan baik sekali,
terlebih yang menjadi tahun yang sangat
baik untuk perekonomian Indonesia."Sektor riil bergerak cukup kencang didukung
kondisi moneter yang stabil dan perkembangan perbankan serta pasar modal yang
juga menggembirakan," katanya.Dengan perkembangan tersebut, maka
landasan perekonomian Indonesia terbangun lebih kuat, terutama untuk
tahun-tahun mendatang.Terlebih hingga kini perkembangan moneter menghasilkan
stabilitas perekonomian yang sehat, di mana perbankan tumbuh signifikan dengan
dana naik 17,6 persen, , sedangkan kredit meningkat 25,5 persen.Sementara itu,
PDB nominal mencapai Rp3.957 triliun dengan pertumbuhan ekonomi riil 6,23
persen dan diperkirakan akanterus meningkat. Pendapataan per kapita
$1.946Jumlah penduduk Indonesia 225 juta pada , pendapatan per kapita mencapai
1.946 dolar AS,dengan 10 persen dari penduduk atau 22,5 juta mempunyai
pendapatan per kapita 6.000 dolar AS.Padahal sebelum krisis moneter pendapatan
per kapita hanya sebesar 1.100 dolar AS."PDB sebesar itu menjadi
landasan yang kuat untuk kemajuan ekonomi di tahun-tahun mendatang,"
katanya.PDB nominal yang terus meningkat
sejak di atas 15 persen berarti
pertumbuhan ekonomi semakin sehat.Menurut Harinowo, motor penggerak utama
keberhasilan tersebut terletak pada dua hal, yaitu jumlah penduduk dan sumber
daya alam di Tanah Air. Dengan jumlah penduduk yang besar dan mempunyai daya
beli tinggi maka maka perekonomian akan menjadi semakin kuat.Ia mencontohkan
sejumlah sektor seperti ritail, konsumer produk, tekstil, garmen, elektronik,
otomotif, dan non-tradables sangat berpotensi bila didorong jumlah penduduk
yang besar
SUMBER :
Mas’oed, M.
Mochtar, (2002), Tantangan Internasional dan Keterbatasan Nasional :
Analisis Ekonomi-Politik tentang Globalisasi Neo-Liberal., Pidato
Pengukuhan Guru Besar pada FISIPOL Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 19
Oktober 2002.